Berita Terkait

Selasa, 22 Agustus 2023

Ditantang Ganjar Ekonomi Tumbuh 7 Persen, Menteri Bahlil Jawab Begini!

Yogyakarta, 22 Agustus 2023-Calon Presiden Ganjar Pranowo menginginkan pertumbuhan ekonomi tumbuh sebesar 6 hingga 7 persen ke depan. Menanggapi tantangan itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa kuncinya ada di hilirisasi.

"Tadi Pak Ganjar mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kita harus 7 persen, kuncinya cuma satu, hilirisasi," ujar Bahlil di depan 3.150 calon wisudawan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Kampus UGM Yogyakarta pada Rabu (22/08).

 

Di acara yang sama, di depan Bahlil, Ganjar menyebutkan pihaknya menginginkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen untuk dapat keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap. 

 

"Dan jika sekarang kita sudah bersepakat menuju Indonesia sebagai negara maju, dengan pertumbuhan ekonomi, mau berapa persen? Lima koma sekian persen rasanya kurang. Kalau kita mau menghentak, Pak Bahlil, agar tidak masuk dalam middle income trap. Mungkin 7 persen harus menjadi cita-cita pertumbuhan ekonomi kita. Kalau kita punya Menteri Investasi seperti itu, insyaallah tidak sulit," pungkas Ganjar.

 

Menanggapi tantangan tersebut, Bahlil mengatakan ekonomi tak boleh hanya bertumpu pada konsumsi. Ekonomi harus didorong oleh investasi, utamanya program hilirisasi.

 

"Kemudian bagaimana ke depan arah kebijakan? Kita akan mendorong kepada hilirisasi. Dunia sekarang sudah mendorong kepada green energy dan green industry untuk menurunkan emisi. Indonesia sekarang kita dorong ke hilirisasi," ujar Bahlil. 

 

Bahlil mengatakan tanpa hilirisasi mustahil ekonomi Indonesia bernilai tambah. Namun dengan hilirisasi nilai tambah industri akan berkali-kali lipat.

 

"Karena kalau tidak ada hilirisasi, kita hanya mengekspor barang-barang mentah. Nah ini peluang usahanya disini. Ke depan kita mendorong yang namanya hilirisasi. Total ekspor nikel pada pada tahun 2017 itu hanya USD3,3 miliar, begitu kita larang ekspor pada tahun 2020, dan kita bangun hilirisasi, sekarang nilai ekspor kita mencapai USD30 miliar. Naiknya sepuluh kali lipat ketimbang kita belum melakukan hilirisasi," papar Bahlil.

 

Tak hanya keluar dari middle income trap, Indonesia juga optimis menjadi negara maju dengan hilirisasi. 

 

"Dan untuk Indonesia menjadi negara maju tidak ada cara lain. Hilirisasi harus kita bangun. Kita sudah susun Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis sampai 2040 yang membutuhkan investasi sebesar USD545,3 miliar. Kalau ini tidak kita lakukan, negara kita akan tetap berjalan di tempat," ucap Bahlil.

 

Bahlil mengatakan, negara-negara maju tak lagi bertumpu pada konsumsi sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi.

 

"Negara-negara maju sudah menjadikan investasi (hilirisasi) sebagai instrumen pertumbuhan," papar Bahlil.(*)

 

 

 

Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:

Ricky Kusmayadi

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi

Kementerian Investasi/BKPM

E-mail: rickykusmayadi@bkpm.go.id



Powered by sagara 2022